Senin, 14 Desember 2015

10 Tujuan Wisata Kabupaten Pasuruan

Wisata Kabupaten Pasuruan lumayan banyak dan beragam. Pasuruan adalah kabupaten di Jawa Timur yang dihuni 1,4 juta jiwa di wilayah seluas hampir 1.500 kilometer persegi. Selain Kabupaten Pasuruan, ada juga Kota Pasuruan, yang terletak di sebelah utaranya, berbatasan dengan Selat Madura.
Kabupaten Pasuruan adalah daerah tujuan wisata, pertanian, dan perindustrian. Batas utara Kabupaten Pasuruan adalah Selat Madura dan Kabupaten Sidoarjo. Batas timur adalah Kabupaten Probolinggo. Batas selatan adalah Kabupaten Malang. Batas barat daya adalah Kota Batu. Batas barat adalah Kabupaten Mojokerto. Tujuan  wisata utama Pasuruan adalah Dataran Tinggi Tengger dan Gunung Bromo.
Jalan Pasuruan cukup padat, berada di lintasan jalur pantura Surabaya-Banyuwangi. Kereta api juga melintas disini, yaitu jalur lintas timur Pulau Jawa yang menuju Malang, Tulungagung, Blitar, Kertosono, dan Kediri, tepatnya di Stasiun Bangil persimpangannya. Bagian barat Pasuruan ada jalur utama Surabaya-Malang, serta ruas jalan tol Surabaya-Gempol yang terputus gara-gara Lumpur Lapindo. Gempol adalah kota persimpangan jalur Surabaya-Malang dengan jalur menuju Mojokerto atau Madiun.
Mayoritas warga Pasuruan beretnis Jawa, plus etnis Madura dan Tionghoa, Arab dan India. Dialek Jawa di Pasuruan adalah Jawa dialek Wetanan. Ada juga subsuku Tengger yang hidup di kawasan Pegunungan Tengger.

Wisata Kabupaten Pasuruan

Wisata Kabupaten Pasuruan banyak, disini akan diulas 10 Tujuan Wisata Kabupaten Pasuruan
  1. Pantai Lekok
  2. Pemandian Alam Banyu Biru
  3. Panorama Gunung Bromo
  4. Danau
  5. Taman Safari Indonesia II
  6. Masjid Cheng Ho
  7.  
 
Peta Wisata Kabupaten Pasuruan Jawa Timur
Peta Wisata Kabupaten Pasuruan Jawa Timur

#1 Pantai Lekok

Di Pantai Lekok, selain menikmati pemandangan pantai dan laut yang eksotis, anda juga bisa melihat banyak pertunjukan rakyat. Antara lain ski di atas lumpur atau celot alias ski lot. Olahraga ini adalah budaya tradisional masyarakat nelayan Pantai Lekok. Biasanya ski lot digelar setiap tahun pada hari Lebaran Ketupat.
Lomba Perahu Hias di Pantai Lekok PAsuruan Jatim
Lomba Perahu Hias di Pantai Lekok Pasuruan Jatim @risahardanto
Apa menariknya? Para peserta ski lot harus meluncur di atas lumpur, plus berusaha menangkap lele, kepiting, dan belut. Arenanya berupa lahan penuh Lumpur dari bekas tambak yang dikeringkan airnya. Selalu seru. Pesertanya bukan hanya cowok, tapi juga kaum hawa.
Selain skilot sering juga diadakan Lomba Perahu Hias dan Lomba Payung di Pantai Lekok.

#2 Pemandian Alam Banyu Biru

Pemandian Alam Banyu Biru Pasuruan
Pemandian Alam Banyu Biru Pasuruan @marsaabrarf
Pemandian Alam Banyu Biru  adalah tempat anda melepas lelah sambil berenang. Pemandangannya masih alami. Banyak pohon dan tetumbuhan rindang. Di kolam ada juga ikan sengkaring, yang dikeramatkan. Ga ada warga yang menyentuhnya. Panjang ikan sengkaring bisa mencapai satu meter.
Pemandian Alam Banyu Biru sudah dikenal sejak jaman Belanda.  Buktingnya ada foto kuno tahun 1900-an koleksi KILTV dan Tropen Museum Belanda.  Turis Eropa juga masih suka kesini. Dulu tempat ini konon bernama Telaga Wilis, dan masih banyak monyetnya. Sekarang monyetnya musnah, berganti monyet yang buang sampah sembarangan, hehehe..
Oh ya, ada juga arca di areal Pemandian Alam Banyu Biru. Konon dikumpulkan para kumpeni tahun 1929-an. Ada yang namanya Batara Kala. Jadi kesimpulan sementara, pemandian tersebut adalah petilasan Raja Majapahit Hayam Wuruk untuk mandi menghilangkan penat dan pening.
Lokasi pas Pemandian Alam banyu Biru adalah di Desa Sumberrejo Kec. Winongan Kab. Pasuruan. Anda dapat mencapainya dalam perjalanan 15 km dari arah kota Pasuruan. Cukup dekat.

#3 Candi Jawi

Candi Jawi Pasuruan Jatim
Candi Jawi Pasuruan Jatim @dendy_saniscara
Candi Jawi adalah candi yang dibangun zaman Kertanegara, Raja terakhir Singasari, sekitar abad ke-13. Letaknya di desa Candi Wates, Tretes, Pandaan, Prigen, hanya 40 menit dari Surabaya. Arsitektur Candi Jawi perpaduan Hindu dan Budha. Bagian puncaknya berupa stupa. Candi Jawi dibangun dari batu andesit. Tinggi Bangunan Candi 24,50 meter, panjang 14,20 meter dan lebar 9,50 meter.
Candi Jawi merupakan tempat pedharmaan atau penyimpanan abu dari Raja Kertanegara. Seluruh kompleks Candi Jawi terhampar di atas lahan seluas 40 x 60 meter persegi serta dikelilingi pagar bata setinggi dua meter. Bangunan candi dilindungi parit yang banyak dihiasi oleh bunga teratai. Bentuk candi berkaki Siwa dan berpundak Buddha dengan ketinggian sekitar 24,5 meter dengan panjang 14,2 m serta lebar 9,5 m.
Candi Jawi sendiri dipugar untuk kedua kali pada tahun 1938-1941  pada masa pemerintahan Hindia Belanda karena runtuh. Perbaikannya dilakukan kembali tahun 1975-1980 dan diresmikan tahun 1982. Sayang, arca-arca peninggalan yang ada di Candi Jawi kini telah hilang lantaran telah dipindahkan ke Museum dan sebagian ke tempat-tempat komersial.
Untuk melestarikannya, pada setiap malam bulan purnama, di komplek candi jawi diadakan Pentas Seni Bulan Purnama yang mempertunjukan seni tari tentang kisah Legenda asal muasal Candi Jawi.
Dalam tarian tersebut, diceritakan tentang seorang Puteri Bali yang sangat cantik. Namun karena kecantikannya ia terpaksa kabur dan tinggal menetap di jawa. Pasalnya, banyak raja-raja yang berkeinginan untuk mempersuntingnya sebagai permaisuri.

#4 Candi Gunung Gangsir

Candi Gunung Gangsir sering disebut Candi Kebon Candi karena terletak di Dukuh Kebon Candi, Desa Gunung Gangsir, Beji, Pasuruan. Kata ‘gangsir’ berarti menggali lubang di bawah permukaan tanah. Konon dulu ada orang yang berusaha ‘menggangsir’ gunung ini untuk mencuri benda-benda berharga di dalam bangunan candi ini.
Candi Gunung Gangsir dibangun dari batu bata ini. Keseluruhannya ada empat lantai, dengan dua lantai dasar yang menjadi tubuh dan atap candi. Denah lantai dasar merupakan segi empat dengan sebuah tonjolan pada sisi timur, berlawanan arah dengan keletakan tangga. Denah tubuh dan atap candi juga segi empat, tetapi pada bagian ini keempat sisi dinding tubuh candi memiliki sebuah bidang tonjolan yang ramping.
Sekarang kondisi candi berupa runtuhan, dan hampir semua sudut pada lantai-lantai dalam keadaan rusak, begitu juga pada bagian-bagian yang horisontal, tempat bertemuya lantai-lantai tersebut, sedangkan bagian puncak candi telah hilang. Akibat kerusakan ini, bangunan candi Gunung Gangsir tampak seperti bentuk piramida yang telah terpotong bagian atapnya.
Konon candi Gunung Gangsir dibangun pada masa pemerintahan Raja Airlangga, yaitu sekitar abad ke-11 M.

#5 Panorama Gunung Bromo

Panorama Gunung Bromo dari PEnanjakan Pasuruan
Panorama Gunung Bromo dari PEnanjakan Pasuruan @pok_DarWis
Panorama Gunung Bromo memang ga ada matinya. Anda dapat menikmatinya dari Pasuruan ini. Tempat paling favorit adalah Penanjakan. Kita bisa menikmati matahari terbit, udara segar, dan pemandangan laut pasir yang luas tak terbatas. Udara sejuk dengan suhu rata rata 5°C s/d 8°C dengan ketinggian 3.676 meter dpl. Penanjakan dapat dicapai melalui Nongkojajar, jaraknya 40 km dari kota Pasuruan. Dari Malang atau Surabaya berjarak 85-90 km.
Selain Panorama Gunung Bromo, anda dapat merasakan sensasi bersentuhan dengan masyarakat Suku Tengger. Mereka masih mempunyai adat istiadat alias tradisi yang terus dijaga. Konon mereka keturunan para prajurit Majapahit yang terdesak akibat perkembangan agama Islam di akhir abad ke-13. Mereka tetap bertahan dengan budaya nenek moyang.
Masyarakat Tengger beragama Hindu dan bekerja sebagai petani sayur-sayuran. Namun ada keputusan dari Parisada Hindu Darma Wasya yang menyatakan rakyat Tengger memeluk agama Budha Wahayana karena tidak memiliki candi dalam melakukan upacara. Mereka melakukan peribadatan diadakan di punden-punden atau Danyang. Yadnya Kasada merupakan Upacara Sakral yang dilakukan di Poten dan Kawah Gunung Bromo dengan harapan agar mereka diberi Keselamatan dan Kebahagiaan disamping itu juga diadakan Pemilihan dan Pelantikan Dukun.

#6 Danau Ranu Grati

Ranu Grati Lekok Pasuruan Jatim
Ranu Grati Lekok Pasuruan Jatim @rezzaagung
Ranu Grati atau Danau Grati adalah danau yang luasnya 107 hektar dengan latar belakang pegunungan Tengger. Lokasinya sekitar 30 menit dari kota Pasuruan, atau 5 menit dari pertigaan Sumurwaru Grati. Anda bisa menikmati panorama indah alam sekitar, juga bisa naik perahu, mancing, bersepeda air. Cocok untuk keluarga dengan anak-anak yang usil, atau sekelompok remaja gaul yang galau, tapi kakek nenek juga cocok, termasuk pemuda jomblo yang sibuk mencari cinta. Apalagi buat pasangan muda yang sedang berbulan madu.
Ranu Grati dipenuhi keramba apung sebagai tempat budi daya ikan air tawar. Ada banyak ikan dibudidayakan, sebut saja nila merah, gurami,  wader, mujair dan ikan lempuk. Kalau anda berminat anda bisa membeli dari para penjual atau nelayan. Harganya pun terjangkau.
Masyarakat sekitar Ranu Grati masih menggelar tradisi distrikan, yaitu upacara larung sesaji kepada Tuhan yang Maha Esa.

#7 Taman Safari Indonesia II

Taman Safari Indonesia II hanya julukan saja. Nama sebenarnya Taman Safari Prigen, berlokasi di  Taman Nasional Gunung Arjuna, Prigen. Konon merupakan safari park terbesar di Asia. Taman Prigen juga pusat konservasi satwa ex-situ paling sukses dalam penyelamatan Banteng Jawa dan Gajah Sumatera di dunia.
Taman Safari yang menempati kawasan dengan pemandangan paling indah di salah satu sudut Taman Nasional Gunung Arjuna – Prigen Jawa Timur ini, ditunjuk oleh pemerintah sebagai Stud Book Keeper (penjaga silsilah) bagi Gajah Sumatera dan Banteng Jawa yang sangat dilindungi di luar habitatnya.

#8 Masjid Cheng Ho

Masjid Cheng Ho Pandaan Pasuruan Jatim
Masjid Cheng Ho Pandaan Pasuruan Jatim @calzfaisal
Masjid Cheng Ho dibangun untuk mengenang jasa Cheng Ho, laksamana Muslim Tionghoa. Masjid ini berarsitektur China, mirip rumah peribadatan Kong Hu Chu. Anda yang suka wisata ziarah dapat berkunjung kesini. Ini juga tempat perkumpulan warga Tionghoa Indonesia yang berasal dari seluruh Jawa Timur. Lokasinya di sebelah utara Pasar Buah Kasri Pandaan.

#9 Air Terjun Coban Baung

AIr Terjun Coban Baung Pasuruan
AIr Terjun Coban Baung Pasuruan @antasena_tour
Air Terjun Coban Baung punya ketinggian seratus meter. Kawasan ini terletak dalam kawasan hutan wisata dengan udara sejuk dikelilingi aneka pohon yang rindang. Ada juga lapangan tempat berkemah bagi yang suka kegiatan pecinta alam.
Air terjun Coban Baung adalah pertemuan dua aliran sungai, yaitu Sungai Beji dan Sungai Welang. Ini dua sungai yang terus menerus mengalir airnya sepanjang tahun, kagak pernah mati. Banyak tebing tinggi di sekitar Coban Baung, yang tentu menambah keindahan tempat ini.
Selain air terjun Coban Baung, di sisi timur Gunung Baung juga ada empat air terjun dengan ketinggian 10 – 20 meter, letaknya di sepanjang aliran Sungai Beji. Keindahannya juga tidak kalah dengan air terjun Coban Baung. dimana saat ini telah dibuka Ecological Rafting, mempunyai durasi 2,5 – 3 jam yang cukup menarik dan menantang. Rafting ini mempunyai karakteristik yang unik, karena di dalam kawasan konservasi yang masih alami dan pemandangan hutan beserta isinya yang masih terjaga satwa tanaman liar yang khas hutan dataran rendah.
Air terjun Coban Baung ini terletak di Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan. Berjarak sekitar 65 km dari Surabaya dengan waktu tempuh sekitar 90 menit atau 30 km dari Malang dengan waktu tempuh 45 menit. Untuk mencapai lokasi air terjun ini  dapat dicapai dengan mudah, baik dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.  Bila dari arah perjalanan Surabaya – Malang, belok kiri ke jalan kecil yang tepat pada persimpangan kecil sebelum pagar pembatas Kebun Raya Purwodadi. Jalan kecil ini cukup dilalui mobil dan akan akan berakhir diareal parkir wisata air terjun (4 km jauhnya).  Selanjutnya untuk menuju ke lokasi masih harus berjalan kaki lagi sekitar 200 meter kebawah menuruni anak tangga yang telah tersusun rapi dan terbuat dari lapisan batu dan semen.

#10 Kawasan Tretes

Pemandangan Kawasan Tretes Prigen Pasuruan Jawa Timur
Pemandangan Kawasan Tretes Prigen Pasuruan Jawa Timur @donisukardo
Kawasan Tretes Prigen yang terletak di kaki gunung Welirang dan gunung Arjuna dengan kondisi alamnya yang berhawa dingin dan sejuk ini merupakan salah satu objek wisata yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan, dengan keindahan alamnya yang berlatar belakang pegunungan. Kawasan ini letaknya sangat strategis dengan jarak tempuh sekitar 1 jam dari kota Pasuruan, juga dapat di tempuh dari Surabaya sekitar 45 menit.
Kawasan wisata Tretes ini ditunjang pula dengan sarana prasarana yang lengkap mulai hotel berbintang, hotel melati dan pondok wisata sampai dengan fasilitas penunjang lainnya misalnya, kolam renang, restoran / rumah makan, lapangan tennis, kebun anggrek, arena pacuan kuda, lapangan golf.
Kawasan ini sangat cocok untuk wisata keluarga, dimana wisatawan dapat menikmati panorama keindahan alamnya sambil berkuda serta menikmati aneka makanan yang dijajakan oleh pedagang kaki lima. Wisatawan dapat pula menikmati wana wisata yang dikelilingi oleh hutan pinus, akasia, kaliandra serta mahoni. Sambil berkemah. Di tempat ini terdapat taman rekreasi anak, dan kita dapat menikmati gemericiknya air dari air terjun kakek bodo yang memiliki ketinggian 40 meter.

 

SEJARAH PASURUAN




Pasuruan Raya bisa dibilang sebagai mempunyai lingkungan fisis-alamiah yang beragam. Antara suatu sub-area dengan sub-area lain boleh jadi berkarakter ekologis yang berbeda, dan karenanya aktifitas sosial-budaya yang berlangsung di atasnya juga berlainan. Pada sub-area di sisi utara Pasuruan terbentang Laut Jawa, tepatnya perairan laut antara ujung timr Jawa Timur dan Pulau Madura. Sementa-ra di sisi timur bertengger Gunung Tengger dan di sisi barat-laut menjulang tiga gunung yang bersebelahan, yaitu Gunung Arjuno beserta anaknya “bukit Ringgit, Welirang (Ardi Kumukus) dan Gunung Penanggungan (Ardi Pawitra).
Dataran bisa dikatakan berada antara Pantura Jawa dan gunung-gunung tersebut, yang pada kini cenderung dijadikan pemusatan (aglomerasi) bagi permukiman sekaligus se-bagi tempat bagi berlangsungnya aneka kegiatan hidup manusia. Namun di masa lalu, tepatnya pada Masa Hindu-Buddha, justru pada lereng gunung-gunung yang diyakini sebagai gunung suci (holy mountain) ini aktivitas sosial-budaya diselenggarakan. Bahkan, suatu tempat di lereng utara Gunung Penanggungan, yaitu pada situs Jedong, pernah dijadikan salah satu ibukota Kerajaan Mataran semasa peme-rintahan raja Airlangga, dengan nama ibukota Wotanmas – kini berubah menjadi nama Dukuh Watanmas Jedong.
Kawasan Pantura Jawa di wilayah Pasuruan adalah lokasi penting. Bukan saja karena di lokasi ini orang dapat mengusahakan pencaharian kenelayanan, tapi juga beberapa tempat di Pantura Jawa pada wilayah Pasuruan dapat dikembankan menjadi pekabuhan laut. Pada masa lalu, Pasuruan memiliki dua pelabuhan, yang acap disebut dengan “Pasuruan I dan Pasuruan II”. Pelabuhan Pasuruan I di muara Sungai Porong yang dulu berlokasi di antara Bangil – Rembang bahkan menjadi pelabuhan penting. Dari pelabuhan inil Raden Wijaya menyeberang ke Songhenep di Madura Wetan untuk meminta perlindungan kepada Aryya Wiraja, Keberadaan pelabuhan ini juga menjadi faktor penyebab bagi tumbuh berkembangnya Bangil sebagai kota dagang yang dimotori oleh komunitas Arab dan Cina Muslim.

Geostrategis Pasuruan

Pasuruan sebagai suatu wilayah geografis tak cukup sekedar dilihat dalam lingkup internal, yaitu dalam batas-batasnya sebagai kabupaten tersendiri, namun perlu pula diamati dalam relasinya dengan daetaah-daerah lain, khususnya daerah tetangganya. Dengan analisis reliasional ini, akan tergambar bagimana posisi sua-tu darah dalam bentang geografis yang lebih luas, dan seterusnya gambaran posisi rah yang geografisnya itu bisa dipergunakan untuk melakukan analisis mengenai peran dan latar perkembangannya. Tidak sedikit bahwa suatu daerah yang lantaran geostrategisnya memainkan peran penting disuatu ka wasan dan lantaran itu pula daerah tersebut mengalami proses perkembangan relatif pesat. Kendati demikian, geostrategis bukan satu-satu faktor atau faktor paling utama yang menjadi penentu bagi peran dan perkembangan daerahnya.
Bentang luas wilayah Kabupaten Pasuruan menjadikan daerah ini mempunyai: (a) sub-areal bahari di Pantura Jawa, (b) sub-sub areal bergunung-gunung di lereng dan lembahTengger, Arjuna-Ringgit, Welirang dan Penanggungan, dan (3) sub-areal dataran di antara keduanya, Kabupaten Pasuruan dengan demikian memiliki sub-sub areal geografis yang beragam. Antara satu dengan lainnya terjalin oleh jaringan jalan, baik jalan darat ataupun jalan air. Bahkan, sejumlah dalam wilayah Kabupenten Pasuruan merupakan jalan antar daerah (kota/kabupaten) serta antar propinsi. Jalan air, khususnya jalur laut pada “jalur simpang Selat Madura” membuka hubungannya dengan kawasan di Pulau Madura dan pulau-pulai lain di Nusantara.

Pasuruan Masa Awal dan Perkembangan Islam

Selain nama “Pasuruan” yang beberapa kali disebut dalam Nagarakretaga-ma, ada nama lain yang dilokasikan di wilayah Pasuruan yang diberitakan dalam sumber data tekstual pada Masa Awal Perkembangan Islam, yaitu nama “Gamda”. Nama ini beberapa kali diberitakan oleh Tome Pires dalam “Suma Oriental”. Pada dasawarsa pertama abad ke-16 yang menjadi raja di Gamda adalah putra “Guste Pate”– mahapatih kerajaan besar “kafir” (Majaphait). Ia adalah menantu dari “Pa-te Pijntor”, yaitu raja “kafir” yang berkuasa di Blambngan, dan sekaligus menantu raja Madura. Dengan demikian, secara ganeologis penguasa Pasuruan masih ber-kerabat (putra) dari penguasa Majapahit, yaitu Guste Pate – bisa diidentifikasi dengan Penguasa pada “kantong kekuasaan Hindu” Sengguruh di Malanag Sela-tan. Menutut informasi Pires, kala itu Sengguruh termasuk dalam wilayah Gamda.
Selain itu terdapat jalinan kekerabatan antara Pasuruan dengan Blambangan serta Pasuruan dengan Madura lewat perkawianan poltik. Secara politis kala itu kedu-dukan Pasuruan [sebagai daerah kekuasaan Hindu] terbilang masih kuat, meski di daerah pesisiran lainnya pada Pantura Jawa telah tumbuh Kasultanan Islam, yakni Demak dan kemudian Giri. Para penguasa ‘kafir” di pedalaman Jawa Tumur, ter-masuk juga Gamda, bersemangat untuk menentang pasukan-pasukan Islam yang mendesak masuk ke wilayah Jawa Timur.
Pires menyebut penguasa Gamda (Pasuruan) dengan nama “Pate Sepetat”. Nama “Sepetat” adalah pengucapan dalam lidah orang Portugis untuk tokoh yang dalam ‘Babad Pasuruan” dinamai “Menak Sepetak, atau Menak Supetak” sebagai  pendiri Kota Pasuruan. Dalam legenda lokal ini Sepetak dikisahkan sebagai ber-ayah seekor anjing. Metafora ini serupa dengan legenda totemis Sangkuriang. Ada kemukinan pengkisahan bahwa ayah Sepetak sebagai seekor “anjing” adalah pen-citraan bernada merendahkan, yang ibaratkan orang “kafir” sebagai anjing, hewan yang najis. Penyebutan gelar “menak” bagi pengusa di Pasuruan itu memberi pe-tunjuk bahwa legenda ini berasal dari pasca Masa Hindu-Buddha.
Dalam catatan Pires, jabatan yang disandang oleh Sepetat adalah “Pate”, berasal dari kata “patih” ataupun “mahapati[h]”, atau bisa jadi dari kata “pati”. Sedangkan jabatan mentua-nya, pengusa di Blambangan, adalah “Pijntor”, suatu transelir Potugis dari istilah Jawa Kuna “Bhatara”. Informasi “Suma Oriental” ini memberi gambaran bahwa hingga permulaan tahun 1500-an pengaruh Hindu-Buddha di Pasuruan masih cu-kup kuat, lantaran pemegang tampuk kekuasaan di sini adalah keturunan penguasa Majaphit dan sekaligus menanti penguasa Blambangan da Madura. Atas bantuan mertuanya, Pate Sepetat memerangi raja Surabaya dan menghalang-halangi proses penyebaran Islam di Jawa Timur dan ujung timur Jawa.
Pengaruh budaya-politik Demak atas Pasuruan baru berlangsung pada ta-hun 1535, empat tahun setelah penaklukan atas Surabaya. Sedangkan penaklukan terhadap Sengguruh baru bisa direalisasikan 10 tahun pasca penaklukan Pasuruan. Kendati penguasa di Pasuruan berhasil dikalahkan oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Sulytan Tenggono, namun bukan berarti bahwa dengan serta merta pada waktu itu seluruh warga Pasuruan berhasil diIslamkan.
Ketika Sultan Tenggono berhasil menaklukkan Pasuruan dalam rengka ekspansi Demak ke wilayah Jawa Timur untuk menundukkan para pemngasa daerah yang masih “kafir”. Islamisasi Demak ke Jawa Timur berlangsung bersamaan dengan ekspansi politik kasultanan Islam perdana di Jawa ini.
***
Mesti diakui bahwa tulisan ini bukanlah rekonstruksi lengkap dan penulisan sejarah (historiografi) final tentang “Sejarah Daerah Pasuruan”. Namun, lebih te-pat untuk dinyatakan sebagai rintisan awal ke arah penulisan Sejarah Daerah yang lebih komprehensif. Oleh karena itu, ke depan perlu diusahakan historiografi bagi Sejarah Daerah Pasuruan, dengan terlebih dulu melakukan riset hsitoris, arkeolo-gis dan etnografis secara seksama dan menyeluruh, dalam rangka eksplorasi dan penghimpunan data bagi upaya lanjut berupa penulisan Sejarah Daerah Pasuruan.
Hasil kegiatan ini diharapkan kontributif bagi masyarakat dan pemerintah Pasuruan Raya. Setidaknya sebagai reverensi untuk lebih mengenal, memahami, dan lebih jauh untuk menarik teladan-teladan bijak dari aktifitas para pendahulu. Realitas multi-sosial dan multi-klitural Pasuruan, yang antara lain tercipta oleh di-namika sejarahnya, hanya mampu dijelaskan dengan telaah berperspektif historis. Telaah yang demikian, pada sisi lain bermanfaat untuk membuka kesadaran selu-ruh warga bahwa harmoni kehidupan di wilayah ini hanya dapat diwujudkan bila warga Pasuruan tahu, faham dan sadar bahwa masyarakat dan budayanya adalah plural, dimana masing-masing pemangku tradisi lokal dan tradisi etnis amat boleh jadi memiliki marakter yang berlainan. Kerukunan sosial sebagai prasyarat bagi harmnonisasi sosial sangat tergantung pada kesediaan warga untuk menerima rea-litas kemajemukan tersebut. Oleh karena itu toleransi, adaptasi dan interaksi atas dasar kesetaraan sosio-kultural menjadi “kata kunci” bagi harmoni sosial di dae-rah Pasuruan. Sebaliknya, pemaksaan kehendak pihak mayoritas terhadap pihak minoritas bukan saja tidak realistis, namun sekaligus mencederai rasa kemanusian terhadap masyarakat majemuk semisal di Pasuruan.

KABUPATEN PASURUAN



Kabupaten Pasuruan adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintah berlokasi di Bangil, Pasuruan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan Laut Jawa di utara, Kabupaten Probolinggo di Timur, Kabupaten Malang di selatan, Kota Batu di barat daya, serta Kabupaten Mojokerto di barat. Kabupaten ini dikenal sebagai daerah perindustrian, pertanian, dan tujuan wisata. Kompleks pegunungan Tengger dengan Gunung Bromo merupakan atraksi wisata utama di Kabupaten Pasuruan. Wilayah timur Kabupaten Pasuruan termasuk ke dalam wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur.

A. Nama 4 Kecamatan di Pasuruan Kota.

  1. Kecamatan Gadingrejo.
  2. Kecamatan Purworejo.
  3. Kecamatan Bugulkidul.
  4. Kecamatan Panggungrejo.

B. Nama 24 Kecamatan di Kabupaten Pasuruan.

  1. Kecamatan Bangil, adalah Ibu Kota Pasuruan.
  2. Kecamatan Beji.
  3. Kecamatan Gempol.
  4. Kecamatan Gondang Wetan.
  5. Kecamatan Grati.
  6. Kecamatan Kejayan.
  7. Kecamatan Kraton.
  8. Kecamatan Lekok.
  9. Kecamatan Lumbang.
  10. Kecamatan Nguling.
  11. Kecamatan Pandaan.
  12. Kecamatan Pasrepan.
  13. Kecamatan Pohjentrek.
  14. Kecamatan Prigen.
  15. Kecamatan Purwodadi.
  16. Kecamatan Purwosari.
  17. Kecamatan Puspo.
  18. Kecamatan Rejoso.
  19. Kecamatan Rembang.
  20. Kecamatan Sukorejo.
  21. Kecamatan Tosari.
  22. Kecamatan Tutur.
  23. Kecamatan Winongan.
  24. Kecamatan Wonorejo.

MENGENAL SAYA LEBIH DEKAT




Nama           :QOWIYUL MUKMIN

Jenis kelamin: Laki-laki

Umur           :19 tahun

TTL             :Pasuruan-05-06-1996

Alamat         :Dsn Seloliman-Ds Sruwi-Kec Winongan-Kab Pasuruan

E mail          :qowiyulmukmin@gmail.com

No Telepon  :085258710702


Sekolah        :Universitas Negeri Malang

Jurusan        :Teknik Elektro

Prodi           :Pendidikan Teknik Elektro

SMA           :SMAN 1 GONDANGWETAN

SMP           :SMPN 1 WINONGAN

SD              :SDN 11 SRUWI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Selasa, 01 Desember 2015

AMP KELAS C

, tidak seperti pada penguat kelas B yang membutuhkan 2 transistor untuk bekerja dengan baik. 
Power amplifier kelas C memang didesain khusus untuk menguatkan sinyal hanya 1 fasa positif saja. Ada beberapa aplikasi yang memang hanya memerlukan 1 fasa positif saja. Contohnya adalah pendeteksi dan penguat frekuensi pilot, rangkaian penguat tuner RF dan sebagainya. Transistor penguat kelas C bekerja aktif hanya pada fasa positif saja, bahkan jika perlu cukup sempit hanya pada puncak-puncaknya saja dikuatkan. Sisa sinyalnya bisa direplika oleh rangkaian resonansi L dan C. Tipikal dari rangkaian penguat kelas C adalah seperti pada rangkaian berikut ini. 


Rangkaian Power Amplifier Kelas C   Rangkaian power amplifier kelas C juga tidak perlu dibuatkan bias, karena transistor memang sengaja dibuat bekerja pada daerah saturasi. Rangkaian L C pada rangkaian tersebut akan beresonansi dan ikut berperan penting dalam mereplika kembali sinyal input menjadi sinyal output dengan frekuensi yang sama. Rangkaian ini jika diberi umpan balik dapat menjadi rangkaian osilator RF yang sering digunakan pada pemancar. Power amplifier kelas C memiliki efisiensi yang tinggi bahkan sampai 100%, namun tingkat fidelitasnya memang lebih rendah. Tetapi sebenarnya fidelitas yang tinggi bukan menjadi tujuan dari penguat jenis ini. Prinsip Kerja Power Amplifier Kelas C Penguat kelas C akan mengalir arus di kolektor kurang dari 180° pada setiap siklusnya (tidak sinusoida), ada rangkaian tangki resonansi, LC seperti ditunjukkan pada gambar diatas. Rangkaian tangki resonansi LC paralel, memiliki frekuensi resonansi sebesar: Pada saat sinyal input sesuai pada frekuensi fr tegangan output akan maksimum dan bersifat sinusoida, dengan penguatan tegangan sebesar Amax.


 Untuk menganalisa rangkaian ini, pertama-tama dibuat rangkaian ekivalen DC. Selanjutnya dilakukan pembuatan garis beban ditunjukkan pada gambar berikut.
 Rangkaian Elivalen DC Dan Garis Beban Power Amplifier kelas C Transistor pada power amplifier kelas C tidak membutuhkan pem-bias-an VBE = 0 ; 


 IC = 0 untuk sinyal input < 0,7 V Titik Q akan cutt-off pada garis beban. 
RS : hambatan kolektor DC (resistansi induktor RF);  garis beban relatif vertikal karena RS kecil.
 Pada power amplifier kelas C seperti ditunjukan pada gambar diatas berlaku rumusan sebagai berikut :     

      dan        Pada penguat kelas C, ICQ = 0 dan VCEQ = VCC, sehingga:      dan    seperti ditunjukkan pada garis beban di atas, dengan rc : hambatan kolektor AC. Jadi pada power amplifier kelas C swing tegangan sebesar VCC dan arus saturasi sebesar VCC/rc.

Ampli Kelas AB

Ampli Kelas AB



Power Amplifier kelas AB ini dibuat bertujuan untuk membentuk penguat sinyal yang tidak cacat (distorsi) dari penguat kelas A dan untuk mendapatkan efisiensi daya yang lebih baik seperti pada amplifier kelas B. Karena amplifier kelas A memiliki efisiensi daya yang rendah (±25%) yang disebaban titik kerja berada di 1/2 VCC tetapi memiliki kualitas sinyal yang terbaik. Sedangkan amplifier kelas B memiliki efisiensi daya yang baik (±85%) karena titik kerja mendekati VCC tetapi kualitas suara yang kurang baik. Sehingga dibuat amplifier kelas AB yang memiliki efisiensi daya penguatan sinyal (±60%) dengan kualitas sinyal audio yang baik. Titik kerja amplifier kelas AB dapat dilihat pada grafik garis beban berikut.







 Grafik Titik Kerja Amplifier Kelas AB Dengan menempatkan titik kerja rangkaian power amplifier kelas AB berada diantara titik kerja kelas A dan kelas B seperti terlihat pada grafik titik kerja rangkaian diatas, penguat kelas AB dimaksudkan mendapatkan karakteristik dasar gabungan dari amplifier kelas A dan amplifier kelas B.


Rangkaian Dasar Power Amplifier Kelas AB Power amplifier kelas AB pada umumnya menggunakan sumber tegangan simetris. Fungsi dioda pada rangkaian penguat kelas AB diatas adalah untuk memecah sinyal sisi puncak positif dan sisi sinyal puncak negatif. Q1 dan Q2 masing-masing berfungsi sebagai penguat sinyal sisi puncak positif dan puncak negatif. Pada saat menguatkan sinyal sinus maka pada rangkaian amplifier kelas AB diatas dapat dihitung tegangan output dan daya output dari rangkaian diatas sebagai berikut. Tegangan output RMS :

 Daya Output :   Dimana Vd adalah tegangan dioda antara basis dan Vin Rangkaian diatas merupakan rangkaian dasar power amplifier kelas AB yang sering diaplikasikan pada power amplifier OCL, OTL maupun BTL. Power amplifier kelas AB ini cocok digunakan sebagai penguat sinyal audio karena memiliki efisiensi daya yang baik dan sinyal output yang dihasilkan tidak mengalami distorsi.

AMP KELAS D

Power amplifier kelas D merupakan power amplifier switching menggunakan teknologi PWM (pulse width modulation), dimana ton duty-cycle dari pulsa PWM ini proporsional terhadap amplitudo sinyal input. Pada tingkat akhir power amplifier, pulsa PWM dari modulator dibagi mejadi 2 sisi yang saling berbeda fasa 180° dan digunakan untuk mendrive transistor switching ON dan OFF pada High side dan Low side yang sesuai dengan lebar pulsa PWM. Transistor switching yang digunakan pada power amplifier kelas D pada umumnya adalah transistor jenis FET atau MOSFET. 

Konsep dasar dari power amplifier kelas D ditunjukkan pada gambar berikut.
 Diagram Blok Power Amplifier Kelas D Proses modulasi sinyal input mejadi PWM membutuhkan sinyal berupa gelombang gigi gergaji yang dibandingkan dengan sinyal input audio oleh bagian comparator. 


Proses modulasi pada power amplifier kelas D menggunakan rangkaian buck converter yang mendapat input berupa gelombang gigi gergaji dan sinyal input audio seperti terlihat pada gambar diatas. 

Bentuk Gelombang PWM Power Amplifier Kelas D 


Teknik modulasi pada sistem power amplifier kelas D memerlukan sebuah generator gelombang segitiga dan komparator untuk menghasilkan sinyal PWM yang proporsional terhadap amplitudo sinyal input. Pola sinyal PWM hasil dari  modulasi ini ditunjukan pada gambar diatas. Pulsa PWM tersebut digunakan untuk mendrive power transistor swicthing pada power amplifier kelas D sesuai bagiannya (high side dan low side). Karena transistor switching mendapat drive dari sinyal yang berbentuk pulsa maka transistor switching pada power amplifier kelas hanya memiliki 2 kondisi ON dan OFF saja. Pada bagian akhir power amplifier kelas D pulsa PWM yang dikuatkan tersebut diubah menjadi gelombang sinus (sinyal audio) oleh LPF (Low Pass Filter) 

Kelebihan Power Amplifier Kelas D Kelebihan power amplifier kelas D terletak pada efisiensinya, dimana efisiensi daya pada power amplifier kelas D berada pada 90-95%. Efisensi tinggi pada power amplifier kelas D diperoleh karena power transistor pada power amplifeir kelas hanya menguatkan sinyal sesuai keperluan saja. Transistor power tidak mengalami masa transisi sedikitpun, hanya memiliki 2 kondisi yaitu ON dan OFF saja sesuai pulsa PWM yang diberikan. 

Dalam konsep yang ideal power amplifier kelas D dapat memiliki efisiensi 100%, berkurangnya effisiensi menjadi 90-95% tersebut karena faktor tidak idealnya komponen yang digunakan dan proses conversi kembali dari bentuk PWM menjadi sinusoidal lagi oleh LPF (Low Pass Filter) pada bagian akhir power amplifier kelas D. Power amplifier kelas D baik digunakan sebagai power amplifier untuk nada rendah saja (low tone) seperti power untuk subwoofer, karena reproduksi sinyal audio untuk nada menegah (vokal) dan tinggi (treble) pada power amplifier kelas D tidak bagus.

 Reproduksi sinyal audio pada nada menengah (mid tone) dan nada tinggi (high tone) pada power amplifier kelas D disebabkan oleh proses conversi sinyal sinusoidal menjadi pulsa PWM dan proses conversi pulsa PWM menjadi sinyal sinusoidal kembali.